Dia
bilang, “Dod, sudah tidur?” Saya jawab dari dalam, “Belum, tante!”
Tante Vida bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk.” Terus saya bukakan
pintu, waktu itu saya sempat kaget juga melihat Tante Vida. Dia baru
saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar.
Walau masih SMP kelas 2 lihat Tante Vida dengan pakaian gitu merasa
keder juga. Payudaranya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu
menahannya. Kemudian dia duduk di samping. Dia bilang, “Dod, kamu mau
saya ajari permainan nggak Dod?” Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tapi permainan apa lha wong Dodi baru sakit gini kok!”
Tante
Vida berkata, “Namanya permainan kenikmatan, tapi mainnya harus di
kamar mandi. Yuk” Sambil Tante Vida menggandeng tanganku masuk ke kamar
mandi saya. Saya sih mau-mau saja. Kemudian mulai dia melorotkan celana
saya sambil berkata, “Wah, burungmu untuk anak SMP tergolong besar Dod.”
Tante Vida terkagum-kagum. Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha
wong hati saya deg-degan sekali waktu itu.
Terus
dia mulai membasahi kemaluan saya dengan air, kemudian dia beri shampo,
terus digosok. Lama-lama saya merasa kemaluan saya semakin lama semakin
keras. Setelah terasa kemudian dia melucuti pakaiannya satu demi satu.
Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget. Payudaranya yang montok,
dengan pentil yang tegang, pantat yang berisi dan sintal kemudian
vaginanya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat. Kemudian
dia berjongkok, setelah itu dia mengulum penis saya, dadanya yang montok
ikut bergoyang. Dada dan nafasku semakin memburu.
Saya
cuma bisa memejamkan mata, aduh nikmatnya yang namanya permainan seks.
Kemudian, saya nggak tahu tiba-tiba saja naluri saya bergerak. Tangan
saya mulai meremas-remas dadanya, sementara tangan saya yang satu turun
mencari liang vaginanya. Kemudian saya masukkan jari saya, dia meritih,
“Akhh, Dodi!” Saya semakin panas, saya kulum bibirnya yang ranum, saya
nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan
akhir saya kulum punting susunya. Dia semakin merintih, “Aakhh, Dodi
terus Dod!” Saya nggak tahu berapa lama kami di kamar mandi, terus
tahu-tahu dia sudah di atas saya. “Dodi sekarang tante kasih akhir
permaianan yang manis, ya?”
Dia
meraih kemaluan saya yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian
dimasukkan ke dalam vaginanya. Kami berdua sama-sama merintih, “Akhh!
Lagi tante.. lagi tantee.” Terus dia mulai naik turun, sampai saya
merasa ada yang meletus dari penis saya dan kami sama-sama lemas.
Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat
mengulangi beberapa kali.
Setelah
itu kami berdua sama-sama ketagihan. Kami bermain mulai dari kamar
saya, pernah di sebuah hotel di kaliurang malah pernah cuma di dalam
mobil. Rata-rata dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti
berakhir dengan kepuasan karena Tante Vida pintar membuat variasi
permainan sehingga kami tidak bosan. Setelah Tante Vida menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin saya cuma bisa dengan pacar saya, Nanda.
Untung
kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan saya kurang
puas mungkin karena saya sudah jadi “Hiperseks” atau mungkin Tante Vida
yang begitu mahirnya sehingga bisa mengimbangi apa yang saya mau. Nah,
buat cewek-cewek atau tante-tante bermukim di Yogya yang sama-sama
tegangan tinggi, kapan-kapan kita bisa saling berkenalan dan
berhubungan. Mungkin kita bisa bermain seperti Tante Vida.
Dia
bilang, “Dod, sudah tidur?” Saya jawab dari dalam, “Belum, tante!”
Tante Vida bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk.” Terus saya bukakan
pintu, waktu itu saya sempat kaget juga melihat Tante Vida. Dia baru
saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar.
Walau masih SMP kelas 2 lihat Tante Vida dengan pakaian gitu merasa
keder juga. Payudaranya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu
menahannya. Kemudian dia duduk di samping. Dia bilang, “Dod, kamu mau
saya ajari permainan nggak Dod?” Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tapi permainan apa lha wong Dodi baru sakit gini kok!”
Tante
Vida berkata, “Namanya permainan kenikmatan, tapi mainnya harus di
kamar mandi. Yuk” Sambil Tante Vida menggandeng tanganku masuk ke kamar
mandi saya. Saya sih mau-mau saja. Kemudian mulai dia melorotkan celana
saya sambil berkata, “Wah, burungmu untuk anak SMP tergolong besar Dod.”
Tante Vida terkagum-kagum. Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha
wong hati saya deg-degan sekali waktu itu.
Terus
dia mulai membasahi kemaluan saya dengan air, kemudian dia beri shampo,
terus digosok. Lama-lama saya merasa kemaluan saya semakin lama semakin
keras. Setelah terasa kemudian dia melucuti pakaiannya satu demi satu.
Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget. Payudaranya yang montok,
dengan pentil yang tegang, pantat yang berisi dan sintal kemudian
vaginanya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat. Kemudian
dia berjongkok, setelah itu dia mengulum penis saya, dadanya yang montok
ikut bergoyang. Dada dan nafasku semakin memburu.
Saya
cuma bisa memejamkan mata, aduh nikmatnya yang namanya permainan seks.
Kemudian, saya nggak tahu tiba-tiba saja naluri saya bergerak. Tangan
saya mulai meremas-remas dadanya, sementara tangan saya yang satu turun
mencari liang vaginanya. Kemudian saya masukkan jari saya, dia meritih,
“Akhh, Dodi!” Saya semakin panas, saya kulum bibirnya yang ranum, saya
nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan
akhir saya kulum punting susunya. Dia semakin merintih, “Aakhh, Dodi
terus Dod!” Saya nggak tahu berapa lama kami di kamar mandi, terus
tahu-tahu dia sudah di atas saya. “Dodi sekarang tante kasih akhir
permaianan yang manis, ya?”
Dia
meraih kemaluan saya yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian
dimasukkan ke dalam vaginanya. Kami berdua sama-sama merintih, “Akhh!
Lagi tante.. lagi tantee.” Terus dia mulai naik turun, sampai saya
merasa ada yang meletus dari penis saya dan kami sama-sama lemas.
Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat
mengulangi beberapa kali.
Setelah
itu kami berdua sama-sama ketagihan. Kami bermain mulai dari kamar
saya, pernah di sebuah hotel di kaliurang malah pernah cuma di dalam
mobil. Rata-rata dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti
berakhir dengan kepuasan karena Tante Vida pintar membuat variasi
permainan sehingga kami tidak bosan. Setelah Tante Vida menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin saya cuma bisa dengan pacar saya, Nanda.
Untung
kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan saya kurang
puas mungkin karena saya sudah jadi “Hiperseks” atau mungkin Tante Vida
yang begitu mahirnya sehingga bisa mengimbangi apa yang saya mau. Nah,
buat cewek-cewek atau tante-tante bermukim di Yogya yang sama-sama
tegangan tinggi, kapan-kapan kita bisa saling berkenalan dan
berhubungan. Mungkin kita bisa bermain seperti Tante Vida.